Sulsel Tuan Rumah Marpolex 2022, Tiga Negara Bakal Latihan Penanggulangan Tumpahan Minyak
By Abdi Satria
nusakini.com-Makassar-Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman bertindak sebagai inspektur upacara pembukaan Latihan Regional Polisi Kelautan Tahun (Regional Marpolex) 2022 dan Latihan Bersama Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut di Lapangan Upacara Rumah Jabatan Gubernur, Selasa, 24 Mei 2022.
Upacara dihadiri juga secara virtual oleh Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, hadir secara langsung Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt Mugen Sartoto serta delegasi negara sahabat, Kepala Delegasi Penjaga Pantai Filipina, Robert N Patrimonio dan Kepala Delegasi Penjaga Pantai Jepang, RADM Hashimoto Masanori.
Dimana 3(tiga) negara sepakat melakukan Latihan Bersama Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut secara regional (Regional Marpolex) di Pelabuhan Makassar. Ketiganya yakni Indonesia, Filipina, dan Jepang. Kegiatan dilaksanakan sudah rutin dilaksanakan sebanyak 22 kali dan tahun ini Sulsel menjadi tuan rumah. Total sebanyak 15 kapal akan diturunkan dari ketiga negara.
Menteri Budi Karya Sumadi berharap, menyampaikan komitmen Filipina atas kegiatan ini sebagai negara Archiepelagi terbesar bersama Indonesia dan berbatasan langsung. Demikian juga dengan Jepang yang selalu membantu dalam penangan tumpukan minyak. Sehingga kegiatan latihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk penanganan tumpahan minyak.
Andi Sudirman berharap agar kegiatan ini sebagai komitmen bersama dan momentum memberikan aksi dan pemulihan kondisi laut dari peristiwa tumpahan minyak. “Ini bukan hanya untuk Indonesia tetapi lintas negara atau negara yang ada di kawasan,” kata Andi Sudirman Sulaiman saat menyampaikan sambutan secara bilingual.
Latihan Marpolex ini, harus disadari bahwa dalam pemenuhan kebutuhan energi tetapi kita juga harus bertanggungjawab terhadap dampak yang ditimbulkan. Masalah ini adalah masalah serius dan lintas kawasan dampaknya. Tumpahan bisa menjadi pencemaran dan polusi bagi lingkungan, biota laut dan manusia.
“Oil spill ini jadi momok sebenarnya bagi kita, ketika di satu sisi membutuhkan energi di satu lain. Bagaimana perlu kita sadari mengelola sumber daya alam, termasuk minyak tetapi tetap ramah pada ekosistem. Karena ini bisa menjadi pencemaran, menjadi polusi termasuk bagi biota laut, juga pada akhirnya akan menjadi masalah bagi manusia," tegasnya.
Sehingga ia berharap, kegiatan latihan ini sebagai bentuk untuk menguji dan mengevaluasi produser yang telah dilaksanakan di Indonesia dan mencontoh prosedur penanganan yang baik dari negara lain untuk diimplemtasikan di Indonesia. Sebab tumpahan minyak bisa terjadi pada produksi dan pengangkutan minyak. Demikian juga dari alat transportasi laut.
“Negara harus membuat prosedur standar, bagaimana merecovery lingkungan terhadap tumpahan minyak yang terjadi dengan respon cepat. Ini agar bisa menjadi program lebih baik ke depan. Melihat standar penanganan di Jepang dan Filipina yang baik yang dapat diimplemtasikan,” sebutnya.
Respon cepat adalah salah satu standar yang harus dimasukkan untuk melengkapi prosedur standar penanganan. Sehingga perlu peningkatan dalam penanganan tumpahan minyak dan pemulihan lingkungan.
“Kegiatan ini adalah fungsinya untuk merefresh kembali bagaimana metodologi recovery, karena bukan hal yang mudah mengambil tumpahan minyak di laut. Karena kita harus merecovery, mengambil minyak di laut. Serta melakukan treatment pada air yang sudah bercampur dengan minyak,” tuturnya.
Adapun kegiatan gelar pasukan akan dilaksanakan di pada 26 Mei 2022 di Pelabuhan Makassar. Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut Capt Mugen Sartoto menyampaikan, kapal yang dilibatkan dari Indonesia termasuk yang memiliki kemampuan penanganan tumpahan minyak.
“Jepang sebagai observer ada 1 kapal, Filipina 4 kapal dan dari kita yang kelas 1 ada tiga kapal, kelas 2 ada dua kapal, itu yang langsung memiliki kemampuan untuk mengatasi tumpahan minyak. Lima lainnya dengan sebagai support,” jelasnya.(*)